Selasa, 22 Desember 2009

Iblis Terpaksa Bertamu Kepada Rasulullah SAW

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”
Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”
Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”
Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”
Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.
Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.
Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”
Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”“Siapa yang memaksamu?”
Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku.
Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”Orang Yang Dibenci Iblis
Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?”
Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci.”
“Siapa selanjutnya?”
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”
“lalu siapa lagi?”“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”
“Siapa lagi?”“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”
“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar.”
” Selanjutnya apa?”
“Orang kaya yang bersyukur.”
“Apa tanda kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya.”
“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”
“Umar bin Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”
“Usman bin Affan?”
“Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)
"Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis“
"Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”
“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”
“Jika seorang umatku berpuasa?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”
“Jika ia membaca al-Quran?”
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”
“Jika ia bersedekah?”
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”
“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang di jalan Allah.”
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang yang bertaubat.”
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar di waktu siang dan malam.”
“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“Sedekah yang diam – diam.”
“Apa yang dapat menusuk matamu?”
“Shalat fajar.”
“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”
“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majelis para ulama.”
“Bagaimana cara makanmu?”
“Dengan tangan kiri dan jariku.”
“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”
“Di bawah kuku manusia.”Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba.”
“Siapa sahabatmu?”
“Pezina.”
“Siapa teman tidurmu?”
“Pemabuk.”
“Siapa tamumu?”“Pencuri.”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”
“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai.”
“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”
“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas
Rasulullah SAW lalu bersabda : “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.”
Iblis segera menimpali:“Tidak,tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”
“Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”
“Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas."
“Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya."
“Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”Iblis Dibantu oleh 70.000 Anak-Anaknya“Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan.Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak – anak muda, sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian untuk menggangu wanta – wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.
Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.
Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.
Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.
Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.”
Syaithan juga berkata, “keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya.
“Mereka, anak – anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka. Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa. Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”
Cara Iblis Menggoda“Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?Akulah mahluk pertama yang berdusta.Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.Tahukah kau Muhammad?Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar – benar menasihatinya.
Sumpah dusta adalah kegemaranku.Ghibah (gossip) dan Namimah (Adu domba) kesenanganku.
Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar.
Sebab barang siapa membiasakan dengan kata – kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI.
Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. pada saat iatu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan ’shalatmu tidak sah’Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.
Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.
Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaithan akan masuk ke dalamdirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. Dan iapun semakin taat padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’Ia pun mati dalam kekafiran.
Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.
Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.
Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?”
10 Hal Permintaan Iblis kepada Allah SWT “Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?”“10 macam”
“Apa saja?”“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan.”
Allah berfirman,“Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)
“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.
Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.
Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.
minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.
Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.”
Allah berfirman,“Orang -orang boros adalah saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).
“Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku.Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.
Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat.
Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”
Iblis berkata : “Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda.
Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun…!!!Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.
Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.”
Rasulullah SAW lalu membaca ayat :“Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 - 119) juga membaca,“Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab : 38)
Iblis lalu berkata:“Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.”
Sampaikanlah risalah ini kepada saudara-saudara kita, agar mereka mengerti dengan benar, apakah tugas-tugas dari Iblis atau Syaithan tsb. Sehingga kita semua dapat mengetahui dan dapat mencegahnya dan tidak menuruti bisikan dan godaan Iblis atau Syaithan.

Senin, 21 Desember 2009

Mangkuk cantik, madu dan sehelai rambut.

Rosulullah saw, Abu Bakar, Umar dan ustman datang bertamu ke rumah Ali bin abu tholib, disana mereka di jamu oleh fatimah, putri Rosulullah sekaligus istri Ali. Fatimah menghidangkan semangkuk madu, ketika mangkuk itu di letakkan sehelai rambut jatuh melayang di dekat mereka. Kemudian Rosulullah meminta para sahabat untuk membuat perbandingan terhadap ke3 benda tersebut yaitu: Mangkuk yg cantik, Madu dan sehelai rambut.

Berikut perbandingan para sahabat tsb:

1. Abu Bakar
"Iman itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik, orang yg beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut"

2. Umar Bin Khotob
"Kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik ini, Rajanya lebih manis dari madu dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

3. Utsman Bin Afwan
"Ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik ini, dan orang yg menuntut ilmu itu lebih manis dari madu,dan beramal dengan ilmu yg di miliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

4. Ali bin Abi tholib
"Tamu itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu dan membuat tamu senang sampai kembali ke rumahnya itu lebih sulit dari meniti rambut"

5. Fatimah Azzahro
" Seorang wanita itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik ini, wanita yg mengenakan purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan wanita yg tidak pernah di lihat orang lain kecuali mahromnya itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

6. Rosulullah saw"
Seseorang yang mendapat taufik untuk beramal itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik, beramal dengan perbuatan baik itu lebih manis dari madu dan berbuat amal dengan iklas itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

7. Malaikat Jibril"
menegakkan pilar2 agama itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik, menyerahkan diri, harta dan waktu untuk agama itu lebih manis dari madu dan mempertahankan agama sampai akhir hayat itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

8. Allah swt dalam hadis qudsi
" Surgak-KU itu lebih cantik dari mangkuk yg cantik, Nikma surga-Ku lebih manis dari madu, dan jalan menuju surga-Ku lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

Rabu, 16 Desember 2009

Puisi WS Rendra:

Sering kali aku berkata,
ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibahkusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,lebih banyak popularitas,dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,

Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah..."ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"(WS Rendra).

Sabtu, 07 November 2009

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.”

Jumat, 11 September 2009

menyiasati perbedaan

Sering kita harus berhadapan dengan begitu banyak perbedaan di dalam kehidupan kita ... yang sering memancing konflik, yang kadang kita rasakan menjadi beban berat dan menyita pemikiran kita ... muncul berbagai pernyataan di hati kita ... kalau saja dia tidak begitu, kalau saja dia begini, seharusnya dia begitu, seharusnya dia begini.

Menuntut orang lain berubah, sering kali menimbulkan kekecewaan di hati kita ... karena selalu perubahannya tidak sesuai dengan harapan kita.

Perbedaan latar belakang pendidikan, pengalaman, watak, karakter, nilai-nilai yang dia miliki ... selalu menimbulkan sikap yang berbeda dengan kita ... menimbulkan respon yang berbeda dalam menyikapi sesuatu dibanding kita.

Semua orang memiliki gaya, memiliki cara yang sangat individual dalam menghadapi masalah ... karena manusia adalah mahluk yang unik, yang selalu berbeda antara satu dengan yang lainnya. sekalipun mereka kembar.

Oleh karenanya akan sangat sulit bagi kita untuk menjadikan orang memiliki pemikiran yang sama dengan kita.

Diciptakan oleh Nya semua karakter di alam ini, Melankolis, Koleris, Sanguinis, Plegmatis, Visualis, Kinetis ... semuanya untuk dipelajari oleh manusia, karenanya Allah memberikan kelebihan akal pada manusia yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya.

Meramu semua karakter orang-orang sekitar kita untuk menjadikan suatu keharmonisan ... itu yang perlu kita pikirkan, yang perlu dipelajari, dikaji, dianalisa.

Masalah .... bukanlah musibah, lakukan analisa, kaji ... ramu, respon dengan tepat ... kesuksesan kita merepon masalah inilah yang perlu kita pikirkan. Ambil suatu sikap, sikap kitalah yang harus kita tata, sikap kitalah yang menentukan apakah suatu masalah dapat tetap menjadi masalah ... atau akan menjadikan sederhana dan mudah.

Karena sesungguhnya suatu masalah ... dapat menjadi suatu peluang ... kalau kita pandai menyiasatinya. Suatu masalah akan dapat menjadikan kita tampil sebagai pemenang kalau kita mampu menyelesaikannya. Paling tidak suatu masalah dapat memberi pengalaman pada kita untuk menghadapi masalah yang sama berikutnya.

Jadikanlah diri kita mahluk yang tangguh dalam menghadapi semua masalah dalam hidup kita ... dengan meningkatkan kemampuan dalam menyiasati semua perbedaan orang-orang yang ada di lingkungan kita, pegang kendali ... pemimpin akan tetap memimpin meskipun dia tidak selalu menjabat menjadi pimpinan di kelompok itu.

Sabtu, 15 Agustus 2009

Perilaku Cinta Kebersihan

Membaca catatan Hary Bowo di www.wikimu.com tentang negeri Jepang

Jepang mengkampanyekan slogan Utsukushi kuni (Negara Jepang yang cantik), meskipun di setiap sudut negeri ini sudah terlihat bersih. Kebersihan memang menjadi ciri utama Jepang, yang rasanya sulit di jumpai di negara lain. Disiplin dalam membuang sampah telah membudaya di masyarakat. Baru-baru ini Chukyo University, salah satu universitas di Jepang mengeluarkan edaran mengenai terbentuknya Gomihiroi-tai di kampus. Gomihiroi-tai artinya pasukan pemungut sampah yang bertujuan mewujudkan kampus Chukyo sebagai yang tercantik di Jepang. Saat ini anggota pasukan ini mencapai 85 orang sukarelawan dan sukarelawati kampus. Edaran ini meminta partisipasi dari para dosen dan staf agar bergabung di pasukan ini. Saat bergabung calon anggota pasukan itu harus mematuhi aturan-aturan sebagai berikut:

  1. Sampah yang jatuh di kampus harus dipungut dengan tangan kosong (sude), tidak boleh memakai alat. Memungut kotoran anjing/kucing hanya diperuntukkan bagi mereka yang bernyali besar saja (yuuki no aru hito)
  2. Jika menemukan puntung rokok atau permen karet, anda tidak boleh pura-pura seolah tidak melihatnya
  3. Saat berjalan kaki di kampus, anda harus memperhatikan jika ada sampah yang harus dipungut dalam area sekitar anda pada radius 10 meter
  4. Jka anda melihat sampah jatuh di halaman kampus, anda tidak boleh mengumpat Daregasuteta! Bakayaroo! (siapa sih yang buang sampah ini?!... bego amat sih...!!). Anda harus memungut sampah itu dengan senang dan hati ringan.
  5. Saat memungut sampah itu, anda tidak boleh merasa malu atau merasa kurang pantas (kakko warui). Pungutlah dengan wajah ceria dan senyum di wajah.
Akan menjadi lembaga yang hebat, jika ini bisa dilaksanakan di semua tempat di Indonesia.
Indonesia cantik ... visi masyarakatnya

Disiplin dan lembaga

Peran personalia di dalam suatu lembaga, hampir selalu di-identik-kan dengan angker, galak, kaku, penghukum ... dan sebagainya, sehingga dalam suatu lembaga, dipanggil oleh personalia selalu diiringi dengan pertanyaan "salah apakah saya ?"

Menarik membaca tulisan Steve Pavlina dalam blognya http://www.stevepavlina.com yang menganalogkan membangun disiplin diri seperti melatih otot.

Dalam kaitannya dengan lembaga membangun disiplin karyawan juga memiliki strategi yang sama, perlu upaya yang terus menerus dan kontinyu, sehingga lembaga semakin kuat. Semakin tidak peduli lembaga terhadap pelanggaran disiplin akan semakin lemah lembaga terhadap penegakkan disiplin karyawan. yang berakhir dengan sikap "suks-suka saya"

Cara untuk membangun disiplin oleh Pavlina dianalogkan sama dengan melakukan latihan / olah raga untuk membangun otot. yang berarti mengangkat beban dari mulai batas teringan hingga terberat / maksimal beban yang mampu diangkat. Memaksa otot-otot sampai tidak kuat lagi.

Membangun disiplin juga harus bersusah payah dan mengerahkan segenap tenaga/kekuatan. Bukan berarti hanya mencoba melakukannya setiap hari, tetapi juga bukan berarti melakukan sesuatu yang dapat dengan mudah tetapi juga harus dengan kekuatan maksimal mendekati batas kekuatan karyawan.

Salah jika membangun disiplin hanya kadang-kadang, kadang kadang ditertibkan, kadang kadang dibiarkan. Konsistensi sangat diperlukan agar kekuatan setahap demi setahap terbentuk.

Pavlina menggambarkan jika hanya mampu mengangkat sepuluh kilogram beban, selamanya Anda hanya bisa mengangkat sepuluh kilogram beban selamanya. Bukan sesuatu yang memalukan jika Anda memulai dari apa yang bisa Anda lakukan. Dengan latihan, Anda akan menjadi semakin kuat. Mungkin anda akan bisa mengangkat beban seratus kilogram suatu saat nanti, tanpa anda sadari sebelumnya. Jika sekarang Anda sangat tidak disiplin, perlu dilatih sehingga Anda dapat menjadi semakin disiplin. Semakin Anda disiplin, hidup Anda semakin mudah untuk dijalani. Tantangan yang pada mulanya terlihat mustahil bagi Anda untuk dijalani, akhirnya akan tampak seperti mainan anak-anak. Saat Anda semakin kuat, berat beban yang sama akan terasa semakin ringan.

Bukan hal yang mengada-ada jika kemudian lembaga mulai mengetrapkan aturan-aturan yang lebih ketat dalam meningkatkan disiplin karyawan, karena ini merupakan upaya lembaga dalam meningkatkan kemampuan karyawannya terhadap disiplin.

SOP

Di sebuah lembaga, selalu dibuat berbagai aturan main yang dapat mengikat semua orang di dalamnya yang disebut SOP. dengan tujuan
  1. Agar karyawan dapat menjaga konsistensi dan tingkat kinerjanya
  2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsinya dalam lembaga
  3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
  4. Melindungi lembaga dan karyawan dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
  5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi
Fungsi SOP sebenarnya untuk
  1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
  2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
  3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
  4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
  5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

Seharusnya SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan, agar dapat dievaluasi apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak, untuk itu Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.

SOP yang baik akan dapat menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten, karyawan akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan

Namun sebagus-bagusnya SOP, selalu saja ada delik yang dapat disiasati oleh karyawan "nakal" agar dapat mengambil keuntungan bagi diri sendiri yang cenderung merugikan perusahaan atau karyawan lain. Sehingga evaluasi SOP perlu dilakukan, jika ternyata terbukti tidak cukup mampu mendisiplinkan karyawan.

Jumat, 31 Juli 2009

Sudut pandang

Saat pulang kerja, kutemukan alam begitu ramah, mentari yang tenggelam bulat berwarna jingga tesenyum melihatku, cantik, menggairahkan malu-malu memandang alam ... dan pelan-pelan menghilang diselimuti awan.

Sejenak, sangat sejenak ... aku mampu menikmatinya dari balik kaca mobilku. Tak banyak waktu yang diberikan Tuhan untukku dapat menikmatinya sungguh-sungguh, selalu belum habis satu jalan saat mentari itu kembali keperaduannya.
Begitu indahnya ... begitu cantiknya ... membuatku selalu ingin menambah waktu ... ya Allah sebentar sekali, gumamku menimpali kecewaku.
Namun ... apa yang aku lihat disekitarku sungguh berbeda denganku, begitu banyak orang hilir mudik orang disekitarku, tertawa bercanda, berteriak, bicara ... yang semua kuyakin sedang tidak menikmati keindahan itu. berdiri di tempat yang sama, di waktu yang sama denganku tanpa pernah berpikir sama denganku.
Mungkin mereka juga sedang heran melihatku. berhenti hanya untuk menikmati mentari yang ada setiap hari ...sebagaimana aku terheran melihat mereka yang tidak peduli dengan indahnya mentari senja hari.

Inilah hidup selalu diisi dengan banyak sudut pandang, 360 derajat. si A, si B, si C dsb seringkali melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda ... aku yang melihat mentari dengan begitu kagumnya, sementara yang lain bisa saja menganggap itu biasa ...

dan semua itu hal yang sangat wajar ... karena kita adalah manusia yang berbeda-beda.

Senin, 27 Juli 2009

IKHLAS

Bicara tentang ikhlas ... selalu saya temukan pertentangan yang hebat dalam pikiran saya ... apakah saya telah ikhlas melakukan kegiatan saya hari ini ?

Tulus ikhlas dalam asumsi saya adalah mengerjakan segala sesuatu dengan senang hati, dengan penuh semangat, menggunakan tenaga, harta dan ilmu yang telah saya miliki untuk beribadah di jalan Nya. Beribadah bukan hanya dalam arti mengabdi kepada Nya, beribadah dalam arti yang luas, bekerja, beramal, belajar ... semuanya.

BERIBADAH adalah KEWAJIBAN ... kita semua. Termasuk menolong siapa saja disekitar kita !
Kadang ... bukan pujian yang kita terima, kekecewaan, kemarahan, tidak puas, dsb ... sesungguhnya itu hal yang biasa.

Penting kita meluruskan niat, bahwa TUJUAN kita melaksanakan semuanya adalah IBADAH ... dan karenanya WAJIB bagi kita MELAKSANAKANNYA.

Hasil dari usaha yang kita petik adalah ... kita serahkan kepada Nya.

Kalau kita dapatkan kemarahan, kekecewaan ... jangan pernah menyesalinya, lakukan perbaikan cara, sikap, pengetahuan ... mungkin ada yang salah disana. tapi kembali diingatkan saya jangan pernah menyesal apa yang telah kita bantu kepadanya.

Kalau kita dapatkan pujian, ucapan terimakasih, senyuman, imbal balik yang menyenangkan ... sesungguhnya itu adalah luar biasa, Rahmat dari Nya, yang wajib kita syukuri ... karena sesungguhnya dalam melaksanakan Kewajiban ... terlaksananya kewajiban itu sendiri sudah merupakan Rahmat dari Nya

Memang sulit menjadi ikhlas ... menata niat, meluruskan hati, melupakan persepsi orang ... namun jangan pernah kita lupa. sesungguhnya hanya Allah - lah yang maha mengetahui dan menilai semua sikap, hati dan pikiran kita ... dan memberi nilai paling adil atas semua IBADAH kita.

So ... jangan pernah putus asa atas apa yang telah kita terima ... mesti itu kita rasa tidak adil untuk kita ... Allah SWT yang Maha Adil, akan memberi nilai yang paling pantas untuk kita... disana !!!

Rabu, 22 Juli 2009

BEKERJA ADALAH IBADAH

Banyak cara dipergunakan karyawan untuk dapat manarik lembaga agar tidak melepaskannya, caa yang paling sederhana adalah tidak melakukan sesuatu hal yang melanggar, datang tepat waktu, melaksanakan pekerjaan sesuai standart operasional prosedure (SOP), patuh terhadap perintah atasan, tidak memiliki absensi tidak masuk kerja ... yang semua itu merupakan standart dasar bagi seorang karyawan untuk tidak dikeluarkan.

Padahal didalam situasi persaingan usaha, perusahaan tidak hanya dituntut untuk menjadi perusahaan yng standart, persaingan usaha yang sangat ketat dewasa ini menuntut ... hanya usaha yang memiliki nilai PLUS -lah yang bertahan. tidak peduli itu usaha dalam kelompok kecil, menengah maupun besar.

Kita dapat amati disekitar kita, penjual bakso di kaki lima misalnya ... ada bakso yang terlihat selalu ramai dikunjungi pembeli ... namun tidak sedikit yang gulung tikar. Demikian juga pegusaha jasa ... tidak sedikit lembaga pendidikan yang gulung tikar, namun pada saat bersamaan banyak lembaga pendidikan yang subur dan berkembang dengan baik. Semua itu terjadi, bukan hanya karena mereka tidak melakukan kesalahan ... tetapi ada nilai Plus yang dijual, sehingga mampu menarik customer untuk datang dan menggunakan jasanya.

SDM yang bekerja hanya dengan nilai standar, tidak akan pernah terrekam oleh perusahaan sebagai karyawan unggulan yang perlu dipertahankan. Sebagai bentuk piramida, karyawan dengan nilai standar selalu diposisikan sebagai posisi alas/dasar yang relatif banyak dan dalam jumlah besar. Untuk mencapai posisi yang lebih tinggi ... dibutuhkan suatu upaya / ide ide kreatif sehingga dapat terlepas dari urutan dasar.

Ada yang bilang bekerja adalah ibadah ... terbayang ... raga yang dititipkan-Nya kepada kita, kita kayuhkan untuk bekerja ... akal yang di lebihkan untuk kita, sebagai kalifah yang dimuliakan-Nya terus efektif bekerja ... waktu yang diberikan kekita termanfaatkan dengan optimal ... ilmu yang di-amanah-kanNya dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Sehingga semua gerak kita, semua langkah kita, tarikan nafas kita ... saat-saat bekerja mengandung pahala yang sangat berharga.

Kalau saja ... semua kita menghayatinya ? mungkinkah kita akan menjadi biasa-biasa saja ? tidak akan ... karena tanggung jawab kita, langsung kepada Illahi ya Robby, yang memberi kita kesempatan, kenikmatan, kelebihan, kemampuan untuk bekerja seperti kehendak-Nya.

Selasa, 21 Juli 2009

DUNIA PENDIDIKAN

Dunia pendidikan memang selalu menarik untuk diperbincangkan. beribu komentar selalu dihadirkan dalam berbagai sudut pandang. Mulai dari kebijakan Pemerintah yang "katanya" tidak berpihak, dengan budget yang kecil dari kelayakan. Harga yang melambung ... di setiap tahunnya. Hingga dunia pendidikan dinilai menjadi dalang maju mundurnya suatu bangsa. ... menjadikan dunia pendidikan tak pernah habis dalam pembahasan elite-elite politik kita sampai kelompok proletar bangsa.

Bersamaan waktu yang terus berjalan, ketatnya upaya upaya untuk menurunkan angka kelahiranpun menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan dalam mencoba untuk terus berkembang dan maju melangkah. Belum lagi gencarnya lembaga pendidikan ternama di negeri ini dalam merekrut mahasiswa ... lihat bagaimana UI, ITB, UGM, dsb. melakukan berkali-kali melakukan penerimaan mahasiswa baru ... sehingga dapat dipastikan ... anak-anak pintar di negeri ini telah tersaring semua ...

Sebagaimana kita ketahui kualitas INPUT murid, juga sangat menentukan OUPUT kualitas pendidikan, agar lembaga pendidikannya ber NILAI di mata masysrakat. Lembaga pendidikan lainnya ... menghadapi tantangan yang besar karena HANYA memperoleh siswa "sisanya".

Menurunkan harga ... seringkali dijadikan alternatif untuk dilirik siswa, namun sejarah pendidikan telah membuktikan bahwa tidak sedikit lembaga pendidikan yang murah tetap tidak ada peminatnya, namun lembaga pendidikan yang telah menuntut biaya "sangat mahal" pun tetap diminati dan masyarakat berlomba-lomba untuk bisa masuk didalamnya. Sementara seringkali dengan fasilitas dan kapasitas yang "sama".

Disisi lain belum semua guru yang melihat bahwa sangat banyak hal perlu dipersiapkan untuk dapat menjadikan lembaga pendidikan yang diasuhnya menjadi sesuatu yang menarik untuk diikuti. Kesan pahlawan tanpa tanda jasa ... seringkali lebih diidentikkan dengan kesan pasrah, ikhlas dan lurus, tidak peduli dengan trik-trik yang harus dilakukan untuk mempertahankan berlangsungnya suatu lembaga.

Sudah saatnya Guru -Guru mulai tersentuh dengan strategi marketing, kemampuan menjual, menjual dirinya agar menjadi guru yang diminati, karena Guru merupakan SOSOK, point satu-satunya yang berperan, yang dimiliki oleh lembaga pendidikan untuk mampu dijual, sehingga lembaga pendidikan tersebut memiliki NILAI JUAL.

Guru yang hebat, memiliki strategi pembelajaran yang hebat ... akan menjadikan suatu lembaga pendidikan hebat. Sehingga mampu menarik masyarakat bergabung dan berlomba-lomba masuk didalamnya.

Minggu, 19 Juli 2009

5 januari 2005

mentari yang cerah dalam mimpiku ...
ternyata tiada

aku terbangun dari tidur lelapku

setelah teriakmu menggelegar menghantam rasaku

aku teriakkan namaMu tuk katakan
aku bukan batu karang ...

Sepi dan rindu yang lalu ... ternyata hanya milikku
Kenangan indah yang ingin kurajuk kembali
serasa semakin jauh dan jauh

aku terbangun dalam lelapku yang memimpikanmu

aku terbangun dalam sepiku yang merindukanmu

hari ini semakin kusadari
aku telah kehilangan cintaku
aku telah kehilangan semua gelora yang dulu ada
dan lebih dari itu ...
aku telah kehilangan semangatku !!!

keluh dan luluh mengikuti hariku
menarik memekik mengajakku meninggalkanmu
haruskah aku pergi ?

jika bunga tak lagi berwarna
Jika airmatapun tak punya makna

aku terpuruk dalam kesendirianku
merajut mimpi ...
yang ...
sepi ...

Sabtu, 18 Juli 2009

ANAK EMAS

Dalam suatu organisasi selalu terjadi pendapat-pendapat yang berbeda dari anggota organisasi, tentang sistem, tentang peraturan maupun tentang pribadi masing-masing anggota... yang kadang dapat menimbulkan friksi. Namun pendapat-pendapat yang berbeda ini sesungguhnya merupakan kekuatan yang baik untuk berjalannya organisasi itu sendiri jika dapat dikelola dengan baik, karena banyaknya sudut pandang, dapat meminimalisir kesalahan dalam menentukan sikap organisasi.

Pendapat terhadap atasan ... penilaian terhadap sikap atasanpun dapat berbeda-beda.

Anggota organisasi, secara sengaja maupun tidak sengaja seringkali memberi penilaian yang berbeda-beda terhadap atasannya.

Ada yang merasakan sikap atasan biasa-biasa saja, ada yang merasakan tidak disukai atasannya ... namun ada juga yang merasakan sangat disayangi oleh atasannya.

Dalam pengamatan saya, sikap atasan seringkali dinilai "biasa-biasa saja" terhadap dirinya ... jika karyawan tersebut memang bekerja "biasa-biasa saja" dalam melakukan tugasnya. Penting baginya bekerja sesuai standar, tidak melakukan kesalahan, bekerja sesuai job disc ... cukup.

Bagaimana dengan pendapat disukai atau tidak disukai oleh atasannya ... ?

Biasanya ini terjadi pada karyawan-karyawan yang "berbeda" ... bisa terjadi pada karyawan yang memiliki kinerja "lebih" ... bisa lebih baik atau juga lebih buruk.

Rasa tidak disukai, mungkin muncul pada karyawan yang kinerjanya "lebih buruk, karena atasan akan memberi lebih banyak teguran padanya ... sehingga tercipta opini tidak disukai. namun bukan tidak menutup kemungkinan opini tidak disukai ini muncul juga pada karyawan yang bekerja "lebih baik", karena atasan tidak merespon sesuai harapan yang diinginkan, terutama sekali atasan yang tidak memiliki "pengetahuan lebih baik" daripada bawahannya, sehingga ide, kreatifitas karyawan yang bekerja "lebih baik" itu terlihat aneh dan berlebihan.

Kalau rasa tidak disukai akan menuai rasa tidak suka.
Rasa disukaipun akan menuai rasa suka.

Rasa disukai ... sebenarnya adalah energi positif dalam suatu organisasi formal maupun nonformal... rasa disukai dapat menggerakkan semangat anggota dalam bekerja dan mewujudkan visi dan misi organisasi.

Sejarah telah membuktikan betapa besar pengaruh rasa suka terhadap figur seseorang dapat berpengaruh dahsyat terhadap suatu organisasi ... loyalitas dan fanatisme yang muncul dapat menjadi kekuatan yang luar biasa sehingga mengalahkan logika dan tenaga.
kita lihat bagaimana Hitler ... dengan pengaruhnya, telah membawa Jerman menjadi kuat dan berkuasa ... Soekarno, Soeharto, Megawati ... dan masih banyak lagi tokoh dunia yang hadir dan didukung oleh banyak orang ... karena rasa suka !

Sudah seharusnya seorang pimpinan organisasi, bersikap dan berperilaku yang mengakibatkan anggotanya merasa suka dan disukai oleh anggotanya.

Kalau kemudian dirasakan oleh anggota tersebut sebagai ... anak emas, istimewa, didukung, ditunggu idenya ... adalah buah dari hasil pendekatan yang dilakukan oleh seorang pimpinan ... seharusnya tidak perlu menjadikan seorang pimpinan "gerah" karenanya.

Rasa "diemaskan" ... merupakan modal seorang pimpinan untuk terus memacu dan memacu semangatnya untuk terus berkarya dan berkarya untuk organisasi, karena sesungguhnya kesuksesan organisasi tidak mungkin hanya dilakukan oleh anda sendiri, anak emas - anak emas anda-lah ujung tombak ... yang akan membawa kesuksesan organisasi kedepan.

Untuk itu ... sebagai pimpinan marilah kita ciptakan anak emas - anak emas ... sebanyak kita bisa. ... dan sebagai anak buah marilah kita tumbuhkan ide-ide baru, kinerja yang "luarbiasa" sehingga kita menjadi anak emas bagi atasan kita.

TRAGIS

Telah kupatrikan citaku dan citamu dalam tekadku
Telah kuletakkan hasratmu dalam hasratku
Telah kutapakkan kakimu di pundakku
Telah kuhembuskan semangatmu dalam jiwaku

namun ... tak kudapatkan senyummu untukku
tak kudengarkan tawamu mengiringi irama langkahku

aku terhentak dalam kenyataan pahitku

aku bernyanyi tuk balur dukaku
aku menari tuk hilangkan lelahku

aku berlari tuk lupakan dukaku

sungguh kau dan aku ternyata berbeda
jauh ......


Sabtu, 20 Juni 2009

Pemerintah Sebagai Penyelenggara Negara

Samuel Huntington terkait dengan peran masyarakat berhadapan dengan Negara, melihat bahwa tingkat kesatuan politik yang dapat dicapai oleh masyarakat mencermikan kaitan antara lembaga politik dan kekuatan-kekuatan social yang membentuknya. Kekuatan social ialah kelompok etnis, keagamaan, teritorian, ekonomis atau status. [1]

Negara sebagai suatu organisasi politik merupakan suatu sarana peraturan untuk mempertahankan tahta, menyelesaikan perselisihan, memilih tokoh-tokoh pimpinan yang memiliki wibawa, dengan tujuan menciptakan persatuan diantara dua kekuatan social atau lebih.[2]

Dua kelompok yang saling memandang kelompok lain sebagai musuh besar tidak mungkin dapat membentuk konsensus. Oleh karena itu di dalam suatu masyarakat yang kompleks kekuatan dan ruang lingkup lembaga-lembaga politik yang ada sangat mempengaruhi perilaku konsensus moral dan kepentingan timbal balik.

Kehadiran pranata politik yang berwibawa akan membantu masyarakat sanggup menentukan dan merealisir kepentingan mereka, dengan dasar moral masyarat dengan pranata politik yang lemah tidak akan mempunyai kemampuan mengendalikan tuntutan pribadi dan kelompok lain yang sangat berlebihan.

Politik sering dipersangkakan sebagai suatu kata yang “kotor”, dan sering diasosiasikan dengan perilaku-perilaku buruk dari para politisi. Perilaku itu sering dilihat sebagai usaha untuk memperkaya diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan umum, dengan berbagai manipulasi. Pengertian politik yang demikian itu telah mereduksi pengertian politik itu sendiri. Sebab sesungguhnya, pengertian politik secara teoritik bukan demikian.

Untuk memahami bahwa Negara adalah lebih dari pemerintah, berdasarkan pada kenyataan bahwa Negara mencoba untuk mengontrol membatasi praktek politik masyarakat dengan membangun peraturan politik. Dengan kata lain Negara berusaha mengangkat wacana politik politik resmi.[3] Sehingga tidak ada pihak orang yang secara lepas bebas dapat menghidarkan diri dari kekuasaan yang dimiliki oleh negara.

Kejadian yang sering muncul adalah kondisi bagaimana pemerintah sebagai sebuah institusi negara paling tinggi mengambil kebijakan dalam mengelola permasalahan masyarakat.

Dari kamus “Demokrasi” berarti peraturan tentang orang-orang, dengan seketika muncul permasalahan dalam bagaimana? di dalam terminologi praktis, untuk menggambarkan orang-orang dan bagaimana cara menggambarkan arti dari aturan. orang-orang berarti keseluruhan populasi orang dewasa, atau hanya mereka yang menguasai properti cukup, berarti wanita-wanita dikeluarkan dari monopoli.

Sehingga dapat dipastikan sebuah negara yang dibentuk melalui proses demokrasi sekalipun tetap akan dapat menumbuhkan penindas – penindas baru. Oleh karena itu tidak ada kewajiban bagi pemerintah menuntut loyalitas, dukungan atau kewajiban untuk mematuhi hukum-hukumnya.[4]

Membaca tulisan Iris Marion Young yang menyatakan bahwa pada dasarnya gerakan emansipatory adalah sebuah gerakan yang positif dari kelompok-kelompok yang berbeda, Young menegaskan bahwa budaya demokrasi yang pluralis adalah adanya sebuah pembebasan. Artinya, secara kualitas, kelompok social dan kelompok budaya yang berbeda bebas dalam menentukan sikap, bebas untuk mendapatkan pengakuan, dan dapat saling menghormati satu sama lain tapi tetap bersatu dalam sebuah Perbedaan.

Pemerintah pusat dimengerti disini sebagai penyelenggara negara yang dipercaya sebagai pengambil kebijakan paling tinggi dalam mengelola dan mengambil kebijakan dalam seluruh wilayah sebuan negara. Oleh karena itu kebijakan yang diambil oleh pemerintah berarti kebijakan negara.

Negara berada di lapisan tertinggi yang memiliki cirri mampu memaksa terhadap masyarakat. Masyarakat dimaksud adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama.

Legitimasi Negara akan terus berlangsung selama masyarakat politik dapat menerima batas-batas yang ditentukan Negara. Pelanggaran dan penarikan kembali batas-batas yang ada mengakibatkan pecahnya biografi politik masyarakat. Perpecahan ini lebih lanjut akan berakibat ditinjaunya kembali agenda yang ditetapkan Negara atau membuat Negara menjadi tidak relevan.[5]

Untuk sampai pada sebuah keputusan atau perundang-undangan dibutuhkan sebuah proses. David Easton membedakan bahwa dalam proses terdapat wilayah in put maupun out put. Dalam proses in put untuk mencapai sistim politik dua hal yang perlu diberi perhatian yakni tuntutan dan dukungan. Dari sistim politik itu kemudian lahir keputusan atau kebijaksanaan yang merupakan out put. Dalam konteks dukungan, dari tiga obyek dukungan yang diberikannya.[6]

Easton melihat bahwa sistim politik diharapkan mampu menyelesaikan tuntutan yang masuk ke dalamnya, bukan hanya anggota sistim politik tersebut yang harus bersama-sama bertujuan menyelesaikan konflik dan sepakat untuk mendukung suatu pemerintah yang menangani tugas-tugas konkrit yang muncul, melalui perundingan-perundingan untuk menyelesaikan konflik.

Pemerintah akan memperoleh dukungan jika pemerintah mampu mengambil keputusan yang selaras dengan tuntutan. Tentu saja pemerintah bisa memperoleh dukungan dengan berbagai cara yakni melalui bujukan, persetujuan ataupun manipulasi. Penggunaan paksaan dapat dilakukan dengan ancaman kekerasan untuk menyesesaikan tuntutan yang kurang pendukung.

“…terdapat suatu aksioma yang cukup dikenal di dalam ilmu politik, yaitu bahwa suatu pemerintahan yang hanya mendasarkan dirinya kepada kekerasan semata-mata maka umurnya tidaklah panjang; pemerintahan seperti itu harus mempertahankan kedudukannya dengan menanamkan pandangan yang menguntungkan bagi tujuannya baik secara jujur, maupun secara licik.[7]

John Stuart Mill tentang kekuasaan, para teoritisi institusional setidaknya menggariskan dua hal, yakni bahwa 1) kekuasaan terutama perorangan, digunakan melalui kerja sama dank arena itu saling menguntungkan bagi yang berkuasa dan yang dikuasai. 2) Kekuasaan yang dimiliki pemerintah itu punya maksud tujuan, suka menolong, menegahi dan melunakkan. Gabungan antara lembaga-lembaga yang memegang hak dengan prinsip-prinsip ini akan menghasilkan prinsip kebijakan ala Aristoteles yang memaksimumkan kebebasan.[8]



[1] Samuel P.Huntington, Tertib Politik Di Tengah Pergeseran masa, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003, Hal 11.

[2] Samuel P.Huntington, Tertib Politik Di Tengah Pergeseran masa, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003, Hal 11.

[3] Neera Chandoke, Benturan Negara dan Masyarakat Sipil, Yogyakarta, Institut Tagsir Wacana, 2001, hal 2

[4] Robert A. Dahl, Demokrasi dan Para Pengritiknya, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992, p.42-43

[5] ibid, lih. Neera Chandooke, hal. 4

[6] David Easton, Analisis Sistem Politik dalam Mochtar Masoed – Colin Mac Andrews, Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2001, hal. 41

[7] Ibid, Lih. David Easton, hal 44 - 45

[8] David E Apter, Pengantar Analisis Politik, Yogyakarta, CV Rajawali – Yayasan Solidaritas Gadjah Mada, 1988, hal 6-7

FHILOSOPHY DEMOKRASI DUNIA

TRANSPARANSI DEMOKRASI DUNIA.

Sistim korelasi peradapan dengan tahun masehi memiliki substansi yang sederhana dalam bentuk komunitas manusia. Maupun eksitensi science dan tekhnologi. Signifikansi peradapan yang ditetapkan dari sekala waktu inipun masih terbuka ruang penafsiran dalam sejarah peradapan manusia. Peradapan agama samawi yang memiliki ciri dari inovasi al -kitab membentuk logika yang datang nya dari beberapa aspek eksitensi religius yang berbeda 9 Islam, nasrani dan yahudi.). Atau dapat dianologikan deng perbedaan peradapan zabur, taurat, injil dan alqur’an .


Aspek waktu yang terbentuk pun masing-masing memiliki tingkat rasionalitas dan transparansi yang berbeda. Dengan kemampuan untuk mengelominir peradapan yang ditetapkan dengan standard science dan teknologi memiliki rasio empiris yang optimal. Sedangkan penjabaran eksitensi wahyu atau eksitensi firman Allah Swt dalam generalisasi Al Qur’an dapat mereinterprestasi logika peradapan yang terdapat diujung peradapan manusia yaitu pada tahun 574 M atau 1 Hijriah. Interprestasi ini menggunakan sistem sequential ( berjalan [pada waktu] ) yang ditetapkan oleh peradapan agama-agama samawi dengan bentuk yang dinamis. Dalam generalisasi al qur’an pandangan yang menunjukan pengaruh terhadap rasionalitas wahyu dan atau firman Allah SWT terbentuk menuju dari arah kesempurnaan peradapan yang terdapat di penghujung zaman. Peradapan ISLAM YANG DIBENTUK DARI FAKULTAS KENABIAN MUHAMAD SAW terjadi dihari interprestasi makna peradapan yang sebenarnya telah terjadi pada ke 25 rasul atau nabi pasca kenabian Muhamad SAW.

Pandangan generalisasi Al Qur’an telah membentuk sistim nilai yang maju dari peradapan transpalasi nilai : yang kemudian baik secara langsung ( Direct ) maupun tidak langsung ( un direct) terhadap fakultas kenabian Muhamad SAW. Dalam gagasan ini ditetapkan oleh Herman soewandi yang mensinyalir dengan menyebutkan “ setiap ada nabi yang diturunkan, ia memberikan misi dari Tuhan agar para manusia berdiri diatas moralitas yang digariskan oleh nya. Hal ini terjadi terus begitu yang berjalan atas 25 rasul / nabi sampai yang terakhir adalah Nabi Muhamad Saw. *1.

Pengaruh-pengaruh peradapan yang memberikan pandangan kemajuan atau sosialisasi kehidupan yang dapat menunjukan terbentuknya transparansi demokrasi dunia telah terjadi sangat kompleks. Berbeda dengan pola sistim inovasi kitab suci pada sisi lain unsur compleksitas dari filsafat eimanan baik pada generasi romawi kuno, romawi, bar-bar dll telah menetapkan sub sistim yang sangat berarti untuk menunjukan terbentuknya transparansi kehidupan peradapan demokrasi scara sosilogis. Dengan filosofi Socrates, aritoteles, plato, decrates, kaum sophi dan stoick yang tatanan masyarakat telah terbentuk. Dalam sistim kerajaan, ke kaiseran, yaiu kaser romawi, kerajaan yunani, cina hamurabi, adalah momentum empirical yang sangat berarti dalam perdebatan science demokrasi dunia.

Perkembangan fenomena peradapan memberi bentuk terhadap makna dan fungsi demokrasi. Fenomena lain dimaksud untuk memberikan perbandingan dalam skala sistim demokrasi Islam yang berkembang pada abad 1 hijriah atau 574 M. Demokrasi islam yang digeneralisasikan dalam al qur’an dan merupakan transformatif nilai; dapat ditentukan dari ilmu demokrasi islam, iman demokrasi islam, akhlak demokrasi islam secara ideal.Gambaran ini dapat ditelan dengan mengemukakan descriftif seperti pemikiran Socrates “ Socrates adalah maestro human raigh yang sekaligus filosof termasur dizamannya dan untuk pertama kali direkap dalam sejarah peradapan manusia.” Socrates hidup ditahun 450 sebelum masehi dengan alur pemikiran teori-teori demokrasi masih dipandang actual dalam science moderen. Yang masih mengilhami para pemikir dan filosof dijaman ini. *2

Prediksi transpansi demokrasi dunia saat ini diletakan kedalam pemikiran peradapan religius yang tertinggi. Dengan membentuk sistim filosophy dari peradapan agama samawi masing-masing. Atau dapat disebut pengelompokan demokrasi yang mencirikan nilai-nilai agama samawi bermakna.. Komunitas masyarakat dalam kepatuhan yang bercermin dari ketaatan terhadap nilai-nilai kitab suci dan rasionalitas kenabian yang dibawah oleh masing-masing rasul dan nabi secara generik. Pembentukan demokrasi yang jauh berbeda makna dengan sistim nilai teoritis dari keberadan law of improvicment ( human right ). Demokrasi yang menjadi indikator tumbuhnya sistem kesejahteraan masyarakat ( komunitas masing-masing ). Bentuk-bentuk ini digolongkan sebagai filosophy dasar demokrasi atau disebut dengan demokrasi murni. Pada sisi pandang teoritis, nilai komplementair demokrasi dengan dasar filosophy dan science memiliki hubungan yang sangat erat. Untuk membentuk demokrasi yang dikenal dunia saat ini, fenomena kehidupan manusia atau peradapan manusia menjadi di alektica atau logika demokrasi yang memiliki unusr-unsur dan sifat-sifat yang utama. Yaitu :

a. Implementasi ajaran kitab suci dan fakultas kenabian.

b. Tatanan law of improvicement ( human right, equaliti befor the law. )

c. Perjalanan demokerasi dengan matriks dan filosophy dan science.

Implementasi ajaran kitab suci dan fakultas kenabian

Bentuk masyarakat dunia yang terbentuk dari sepectrum agama samawi, mensakralkan sistim nilai yang diletakan pada eksistensi kitab suci dan logika para rasul dan nabi. Dengan menjadikan kenabian adam sebagai bentuk awal dari atanan masyarakat dunia. Determinasi kehidupan nabi Adam As. Yang telah menjatuhkan cintanya kepada Siti hawa diactualisasi baik secara ilmiah dan ritual sebagai manusia yang pertama hidup diatas dunia. Interprestasi ini ditetapkan dalam kitab suci al qur’an dengan mensinyalir makna yang signifikan dari fungsi kenabian Adam AS dalam sendi pokok demokrasi Islam dengan sebutan sebagai Kalifah Filardy atau The frist man supermacy of earth. Atau kesempurnaan supermasi manusia pertama didunia. Yang dijelaskan oleh Firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 35 dan 36 .

Yang artinya: Dan kami berfirman, HAI ADAM AS DIAM LAH OLEH KAMU DAN ISTRIMU SURGA INI DAN MAKAN LAH. MAKAN -- MAKANAN YANG BANYAK LAGI BAIK DIMANA SAJA YANG KAMU SUKAI DAN JANGANLAH KAMU DEKATI POHON INI . Yang menyebabkan kamu menjadi orang-orang yang dholim lalu keduanya digelicirkan oleh syaietan dari surga. Dan dikeluarkan dalam keadaan semula. Dan kami berfirman turunlah kamu sebagian kamu menjadi musuh yang lain dan dan bagi kamu adalah tempat kediaman dibumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan. . *3 Komunitas nabiyullah Adam A.S. yang sederhana ini memiliki arti yang penting dalam perdebatan manusia dengan beraneka ragam empiris. Suatu bentuk yang meletakan nilai sentral dari aplikasi kehidupan yang menyatu dengan alam konsiderantia. Untuk menjabarkan komunitas dari kehidupan manusia pertama didunia ini. Artinya meletakkan kemampuan peradapan dari logica sciensce dan teknologia yang bereksisensi pada wahyu dan firman Allah SWT. Suatu keseragaman yang dianut bersama-sama dari nilai gama-agama sama secara homogen. Para kelompok ahli menjelaskan bahwa makna-makna teoritis dimaksud dengan telah sbb : Setelah nabi adam as , orang mengenal nabiyullah syaits AS yang menurut riwayat ia adalah cucu adam, ia telah menerima beberapa suhuf yang dikenal dengan nama suhuf syait as. Disusul dengan keturunannya yaitu nabi Idris AS kemudian datanglah nabi Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim. Luth, Ismail, Ishak AS, Yusuf, Sueb dan Musa As.*3

Karakter fakultas kenabian dan rasul menjadi fenomena perkembangan dan pertumbuhan komunitas kedalam tata nilai progresif. Dengan konsekwensi yang tergantung pada sifat dan ciri eksistensi wahyu dan rasionalitas dari fakultas kenabian dan rasul. Kemudian menjadi dogma yang berinteraksi pada dimensi ruang dan waktu dengan membentuk nilai-nilai masyarakat kedalam sub sistim yang kompleks dann besifat mencerminkan peradapan manusia religius. Didalam al qur’an surat an nahl ayat 36 Allah befirman :


Yang artinya : Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul dan tiap-tiap ummat manusia untuk menyerukan sembahlah Allah SWT dan jauhilah tingkah itu. Maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT dan ada pula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan-nya, maka bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan rasul-rasul. Bentuk transparansi demokrasi pada fakultas kenabian dan rasul, memiliki horison yang luas dan berciri peradaban pada masing-masing komunitas jenis ini, terletak pada ethos , ethika kepatuhan pada self institusionalism zat allah swt. Daya lentur ethika kepatuhan komunitas terhadap demokrasi tertentu akan menjadi tolok ukur daya tahan sistim nilai demokrasi dunia secara historis.

Paradigma yang dapat diketengahkan dalam komunitas ini disebut dengan demokrasi komunitas para nabi dan rasul dan transparansi demokrasi yang nampak dialogis yaitu demokrasi para nabi dan rasul sebelum fakultas kenabian Muhamad SAW. Bentuk demokrasi para nabi dan rasul sebelum nabi Muhamad SAW yang dimaksud adalah demokrasi komplementar. Oleh karena dari demokrasi Islam yang terbentuk dari sinyalelemen al-qur’an dengan facultas kenabian Muhamad SAW telah mencakupi dimensi demokrasi para rasul dan nabi sebagai sub-sub demokrasi yang menjadi perumpamaan dan contoh dari eksistensi wahyu dan firman yang diterima oleh Facultas Kenabian Muhamad SAW.



*1 HERMAN soewardi “ Nalar Kontemplasi dan realita, Bandung 1998. Hal 243.

*2 KOLONEL Superinteden DR. Anton Tabah” Catatn harian seorang Polisi, 1994. hal.

*3 Al Qur’an dan terjemahan hal 14.

Rabu, 03 Juni 2009

Dari UU Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasa l6 menyatakan bahwa, Pemerintah bertugas untuk membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan. Pasal 11 ayat 2 menyatakan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan didukung oleh sumber daya kesehatan, pada pasal 49 dijelaskan sumber daya kesehatan tersebut diantaranya adalah tenaga kesehatan dan sarana kesehatan, dan 56 diyatakan bahwa sarana kesehatan tersebut diantaranya adalah sekolah, akademi kesehatan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta.[1]

Kekuatan Pemerintah (Depdiknakes) dalam membina dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan, dimunculkan dengan berbagai kebijakan dalam mengeluarkan ijin dan membuat berbagai program pendidikan bagi tenaga kesehatan.

Sehingga terjadi dualisme pengelolaan dalam lembaga-lembaga pendidikan tenaga kesehatan, yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Kesehatan diberi nama POLTEKKES sedangkan yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional diberi nama NONPOLTEKES.

Permasalahan kemudian menjadi berkembang saat kebutuhan untuk memperoleh pendidikan tinggi tidak tertahankan, era golalisasi, tuntutan profesionalisme dan standart pendidikan profesi, menyebabkan perlunya diadakan pendidikan tinggi setingkat sarjana (strata satu)

Sementara Departemen Kesehatan tidak memiliki peluang untuk mendirikan program pendidikan tersebut. Melalui keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 222/U/1998, Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Semua bentuk pendidikan sarjana hanya dikelola oleh Menteri Pendidikan Nasional.

Alhasil, Departemen Kesehatan melalui Drs. H. Moch. Hasan SKM. M.Kes sebagai kepala bidang Pendidikan Khusus Nakes dan Akreditasi Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan pada hari Senin, 14 Desember 2004, mengadakan pertemuan untuk membahas tentang rencana penyelengaraan pendidikan Diploma IV tenaga kesehatan yang terdiri dari:

1. Diploma IV Bidan pendidik pada:

a. Program Studi Kebidanan Poltekkes Bandung

b. Program Studi Kebidanan Poltekkes Padang

c. Program Studi Kebidanan Poltekkes Medan

2. Diploma IV Gizi, pada jurusan Gizi Poltekkes Jogjakarta

3. Diploma IV Keperawatan Medikal Bedah:

a. Program Studi Keperawatan Poltekkes Medan

b. Program Studi Keperawatan Poltekkes Samarinda

c. Program Studi Keperawatan Poltekkes Surakarta

4. Diploma IV Keperawatan Gawat Darurat pada : Program Studi Keperawatan Poltekkes Surakarta. [2]

Diploma IV, merupakan jenjang pendidikan tambahan 1 tahun setelah program Diploma III, yang dirancang oleh Pemerintah, mendapat tentangan keras dari organisasi-organisasi profesi.

Achir Yani S. Hamid, DNSc selaku ketua PPNI, menolak tegas tentang pembentukan Diploma IV ini..

Namun penolakan ini dijawab dengan kebijakan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1192/Menkes/Per/X/2004 tentang persyaratan penyelenggaraan pendidikan, bahwa Direktur, Pudir dan Dosen di lembaga pendidikan D III minimal lulusan D IV.

Kebijakan Pemerintah ini melalui Menteri Kesehatan yang menginginkan adanya Diploma IV di Perawatan juga dimunculkan pada saat pelepasan tenaga perawat ke Kuwait di STIKES Binawan dengan menjelaskan, bahwa perawat sebenarnya tidak memerlukan pendidikan Sarjana.[3]

Dari wawancara dengan Achir Yani juga didapatkan bahwa dalam pembuatan kebijakan mengenai perawat ini juga, ternyata Perawat tidak pernah dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan itu sendiri, sehingga hasil yang munculpun dirasa tidak mengakomodasi keinginan perawat, padahal sebagai suatu bentuk pendidikan profesi tentunya program yang dibuat, seharusnyalah memperhatikan kebutuhan perawat itu sendiri.

Founding Fathers Republik Amerika memiliki tiga versi demokrasi yaitu: a) populer, dalam kaitan dengan peraturan tentang orang-orang; b) pluralisme, dalam kaitan dengan kompetisi antara bagian dan golongan berpengaruh; dan c) kelembagaan, dalam kaitan dengan satu set institusi dan prosesnya.[4]

Mekanisme penyelenggaraan program inipun terlihat tidak melibatkan organisasi profesi yang mewakili suara anggotanya, bahkan sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan. Kebijakan ini yang merupakan bentuk revisi dai kebijakan yang lalu (Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 43 tahun 2001 tentang ketentuan pendirian program pendidikan DIII untuk tenaga-tenaga kesehatan), juga tidak menyertakan Departemen Pendidikan Nasional, sebagai penguasa yang sah dalam menyelenggarakan semua program pendidikan nasional.

Banyak pengamat melihat Pemerintah Indonesia belum memiliki political will dalam membantu meningkatkan standard profesi tenaga kesehatan. Sehingga seringkali kebijakan yang dibuat kurang memahami kondisi yang ada di lapangan.

Budi Sampurna, Pakar Hukum Kesehatan dari Universitas Indonesia mengemukakan bahwa setiap profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat.[5] Oleh karena itu standart profesi sebagaimana yang ditetapkan adalah setingkat sarjana yang dituntut untuk memandirikan tenaga kesehatan.

Sejarah pendidikan tenaga kesehatan telah membuktikan, bahwa Program pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia, sering sekali tidak mengikuti standard pendidikan internasional.

Berbagai permasalahan yang sangat kompleks dan telah terjadi di Indonesia, berkaitan dengan masalah kesehatan, mendorong pemerintah Indonesia melakukan banyak manuver program pendidikan tenaga kesehatan, yang terlihat “aneh” dan berbeda dibanding Negara-negara lain.

Program-program pendidikan tenaga kesehatan yang ada di Indonesia banyak dikeluhkan karena tidak mengikuti standard pendidikan Internasional, misalnya tenaga perawat, di luar negeri tidak dikenal program pendidikan tenaga kesehatan yang setingkat High School, di Indonesia SPK (Sekolah Perawat Kesehatan). Pendidikan Bidan di luar negeri (misalkan Australia, Amerika Serikat) hanya diperoleh sebagai suatu program spesialisasi, yang berarti setingkat S2, setelah memperoleh pendidikan dasar perawat setingkat sarjana.

Tetapi Pemerintah di Indonesia telah membuat sekolah bidan yang dapat diperoleh selama dua tahun sesudah high school.

Di awali dengan keberadaan sekolah perawat kesehatan yang lebih deikenal dengan (SPK) yang hanya berbekal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) anak remaja (umur berkisar 15 tahun) dianggap telah mampu mengikuti program Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang harus menghadapi berbagai kompleksitas permasalahan orang sakit.

Setelah mengikuti pendidikan selama 3 tahun, yang berarti sebanding dengan High School, anak remaja tersebut berhak menjadi perawat. Sementara di Luar negeri pendidikan perawat dimulai setelah menyelesaikan pendidikan High School, dalam arti telah memiliki kemampuan dasar untuk memahami pengetahuan yang lebih kompleks.

Namun dengan banyaknya pertentangan dan komentar dari berbagai pihak, pemerintah tetap “pantang mundur” untuk membatalkan program tersebut.

Permasalahan ini disadari penuh sebagai kesalahan setelah menginjak tahun 1990-an, dengan mulai beraninya banyak lembaga pendidikan tenaga kesehatan yang merasakan perbedaan kemampuan dalam penyerapan ilmu akademik dan kesiapan mental-emosional siswa dalam menghadapi kompleksitas permasalahan. Lembaga-lembaga pendidikan tersebut meskipun diakui menyelenggarakan program pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) hanya setingkat High School namun mereka mensyaratkan calon siswanya untuk memiliki ijasah (Sekolah Menengah Siswa) SMA. Hingga kemudian baru di tahun 2002 program pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) ini secara resmi di tutup. Yang berarti mengakhiri polemic tentang permasalahan perlunya basic pendidikan setingkat High School dalam sekolah profesi tenaga kesehatan.

Kemudian di era 1970-an Menciptakan program pendidikan bidan dengan standart dasar pendidikan lulusan High School / SPK ditambah 1-2 tahun. Sementara di Luar negeri pendidikan bidan (midwifery) merupakan program spesialisasi yang berarti dilaksanakan setelah memiliki dasar akademik setingkat sarjana.

Demikian minimnya background pendidikan yang dimiliki oleh bidan memunculkan banyak sekali permasalahan ketidakmampuan mereka untuk menolong persalinan. Polemik yang berkepanjangan ini disikapi oleh pemerintah dengan menutup sekolah bidan. Sikap pemerintah lebih mengherankan lagi ketika menyikapi masalah kematian ibu bersalin ini, pada saat yang sama Pemerintah malah memberi keluasan pada dukun bersalin dengan programnya pelatihan dukun.

Dukun Bayi dibekali dengan berbagai alat yang sangat sederhana diharapkan dapat mengatasi tingginya kematian ibu hamil dan melahirkan yang disebabkan oleh ketidaktahuan penolong persalinan, dengan sekedar penyuluhan dan pelatihan terhadap dukun yang mayoritas tidak berpendidikan bahkan buta huruf. Pemerintah menyerahkan pertolongan persalinan masyarakatnya kepada mereka.



[1] Data ini diambil dari http:/www.bppsdmk.or.id diakses pada tanggal 9 Juli 2005. mengambil sumber dari Media Pengembangan SDM Kesehatan Vol 1, No 1 Januari 2005, ditulis oleh Drg. Sulistiami, M.Si.

[2] Data ini diambil dari http:/www.bppsdmk.or.id/data/hotnews.php3?id=40 pada tanggal 7 September 2005 ditulis oleh Drs. H. Moch Hasan, SKM Kepala Bidang Pendidikan Khusus Nakes dan Akreditasi Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.

[4] Birch, Anthony H., The Concept and Theories of Modern Deocracy, London & New York: Roudlege, 2001, Ch.6

[5] Data diambil dari http:/www.sinarharapan.co.id. diakses pada tanggal 28 Juni 2005. Budi Sampurna adalah pakar hokum kesehatan dari Universitas Indonesia, diungkapkan saat symposium keperawatan di RS Husada