Rabu, 21 April 2010

Merindu bundaku yang jauh

Senja ... saat itu, saat kau minta aku hadir di pondokmu.
Sudah lama kita tak bertemu ... memutus waktu yang tadinya kau selalu bersamaku.
Aku rindu ... kaupun rindu ... aku tahu.
Egoku membuatku hanya mampu melirikmu
Kaupun begitu ...

Seribu cerita yang tadinya telah kusimpan untukmu
ternyata tak mampu ku urai saat itu
demikian juga kamu

Bunda ... orang bilang watak kita sama
Bunda ... orang bilang ego kita sama
Perlu cukup banyak waktu bagiku, agar kumampu bercerita
Perlu cukup banyak basa basi agar aku mampu merunut suatu cerita

Senyum ikhlasmu
Semua harapanmu untukku
Serasa begitu berat dipundakku

Dulu kumampu tegar, karena ada kau disisiku
Dulu kulupakan waktu, karena ada kau bersamaku

Kini ... telah hilang semua itu
Kini ... tak ada lagi tawamu, marahmu, candamu,
dan semua tentangmu ...

Kurasakan hari begitu panjang
Kurasakan hari begitu melelahkan
Tak ada lagi tempatku bertukar pikiran
Tak ada lagi tempatku mengadukan semua permasalahan

Aku sendiri bunda ... tanpamu
Aku merasa sepi ... tanpa hadirmu

Denganmu aku merasa bisa berlari sekencang kroya
Denganmu aku merasa bisa memanggul semua duka
Denganmu aku merasa mampu menantang semua masalah

Bunda
sungguh kumerindukanmu
kembali duduk bersamaku

Akankah kau tahu itu ?
Mesti itu tak terucap dari bibirku.