Sabtu, 15 Agustus 2009

Disiplin dan lembaga

Peran personalia di dalam suatu lembaga, hampir selalu di-identik-kan dengan angker, galak, kaku, penghukum ... dan sebagainya, sehingga dalam suatu lembaga, dipanggil oleh personalia selalu diiringi dengan pertanyaan "salah apakah saya ?"

Menarik membaca tulisan Steve Pavlina dalam blognya http://www.stevepavlina.com yang menganalogkan membangun disiplin diri seperti melatih otot.

Dalam kaitannya dengan lembaga membangun disiplin karyawan juga memiliki strategi yang sama, perlu upaya yang terus menerus dan kontinyu, sehingga lembaga semakin kuat. Semakin tidak peduli lembaga terhadap pelanggaran disiplin akan semakin lemah lembaga terhadap penegakkan disiplin karyawan. yang berakhir dengan sikap "suks-suka saya"

Cara untuk membangun disiplin oleh Pavlina dianalogkan sama dengan melakukan latihan / olah raga untuk membangun otot. yang berarti mengangkat beban dari mulai batas teringan hingga terberat / maksimal beban yang mampu diangkat. Memaksa otot-otot sampai tidak kuat lagi.

Membangun disiplin juga harus bersusah payah dan mengerahkan segenap tenaga/kekuatan. Bukan berarti hanya mencoba melakukannya setiap hari, tetapi juga bukan berarti melakukan sesuatu yang dapat dengan mudah tetapi juga harus dengan kekuatan maksimal mendekati batas kekuatan karyawan.

Salah jika membangun disiplin hanya kadang-kadang, kadang kadang ditertibkan, kadang kadang dibiarkan. Konsistensi sangat diperlukan agar kekuatan setahap demi setahap terbentuk.

Pavlina menggambarkan jika hanya mampu mengangkat sepuluh kilogram beban, selamanya Anda hanya bisa mengangkat sepuluh kilogram beban selamanya. Bukan sesuatu yang memalukan jika Anda memulai dari apa yang bisa Anda lakukan. Dengan latihan, Anda akan menjadi semakin kuat. Mungkin anda akan bisa mengangkat beban seratus kilogram suatu saat nanti, tanpa anda sadari sebelumnya. Jika sekarang Anda sangat tidak disiplin, perlu dilatih sehingga Anda dapat menjadi semakin disiplin. Semakin Anda disiplin, hidup Anda semakin mudah untuk dijalani. Tantangan yang pada mulanya terlihat mustahil bagi Anda untuk dijalani, akhirnya akan tampak seperti mainan anak-anak. Saat Anda semakin kuat, berat beban yang sama akan terasa semakin ringan.

Bukan hal yang mengada-ada jika kemudian lembaga mulai mengetrapkan aturan-aturan yang lebih ketat dalam meningkatkan disiplin karyawan, karena ini merupakan upaya lembaga dalam meningkatkan kemampuan karyawannya terhadap disiplin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar