Sering saya bertanya-tanya dalam hati ,,, apa sih yang disebut dengan ikhlas ... ?
Begitu banyak teori menjabarkan ikhlas dalam berbagai sudut pandang ... namun ternyata tetap tak mampu menenangkan hati dan mampu mengajarkan saya untuk mengenal ikhlas dengan baik.
Rasullullah pernah mengajarkan ke kita contoh ikhlas yang mungkin dapat menjadi gambaran ikhlas yang nyata.
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis buta yang belum diberi kesempatan bersentuhan dengan Islam dan sangat suka mencaci maki Rasul Muhammad, orang yang belum pernah ditemuinya, kepada siapapun yang melintas di hadapannya.
Suatu hari sampailah cerita tentang caci maki pengemis buta itu ke telinga Rasul Muhammad. Esok paginya, laki-laki mulia itu pergi dari rumah sambil membawa semangkuk bubur gandum. Sejak saat itu hingga sakit dan wafatnya Rasul Muhammad tak pernah absen satu hari pun pergi dari rumah dengan semangkuk bubur gandum. Meskipun beliau pada saat menyuapi melihat dan mendengar langsung semua caci maki si pengemis buta ... setiap hari.
Setelah Rasul Muhammad wafat, sahabat yang menjadi khalifah pertama, Abu Bakar, datang berkunjung menemui Aisyah, istri Rasul Muhammad yang juga putri dari Abu Bakar. Abu Bakar bertanya "wahai putriku, sunnah apakah yang dilakukan Rasul Muhammad yang belum aku jalankan?" Aisyah menjawab "Wahai ayahku, setiap pagi beliau pergi ke sudut pasar Madinah sambil membawa semangkuk bubur gandum dan menyuapi seorang pengemis buta".
Keesokan paginya berangkatlah Abu Bakar dengan semangkuk bubur gandum menuju pasar Madinah. Setelah ditemukannya pengemis buta itu maka Abu Bakar berjongkok dan mulai menyuapi si pengemis.
Baru sendok pertama, pengemis itu tersadar dan memegang tangan Abu Bakar sambil berkata "Engkau bukan orang yang biasa menyuapiku". Abu Bakar menjawab "Aku orang yang biasa menyuapimu". Sang pengemis berkata lagi "Engkau bukan orang yang biasa menyuapiku karena orang itu selalu menghaluskan lebih dulu bubur gandum dengan sabar dan meniup hingga agak dingin sebelum menyuapiku".
Abu Bakar berlinang airmata begitu mendengar kata-kata si pengemis lalu "Orang yang biasa menyuapimu telah wafat dan aku ingin meneruskan semua perilaku yang dicontohkannya". Sang pengemis bertanya "Siapakah gerangan orang yang telah dengan begitu sabar dan telaten kepadaku yang hanya pengemis ini?". Abu Bakar menjawab "Namanya Muhammad, seorang Rasul". Dengan suara serak penuh tangis sang pengemis berkata "Sungguh aku telah mencaci makinya selama ini".
Ikhlas ... inilah gambaran keikhlasan yang sungguh sungguh nyata dari Rasullullah.
Diantara cacian dintara hinaan ... beliau tetap rutin dan memberikan yang "terbaik" untuk si pengemis itu.
Caci maki ternyata tak mampu merubah sikapnya, beliau tidak peduli ... apakah si pengemis itu akan suka atau tidak terhadap dirinya ... beliau tetap melakukannya dengan tindakan terbaik yang membuat pengemis itu mampu membedakan beliau dengan lainnya.
Subhanallah ...
Mungkinkah saya mampu menirunya ... ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar