Minggu, 17 April 2011

Untukmu

Saat pertama katamu kau kirimkan,
sungguh hatiku dipenuhi kemasygulan.
Mungkinkah ini akan kulakukan.
Tak sekali dua kali kusampaikan,

paniknya benakku ...
seluruh keraguan dihatiku ...

... dan Selalu kau katakan,
anggaplah kita membangun dua dunia yang harusnya bisa kita kelola bersisihan.
marilah kita jaga dengan sepenuh pengharapan
dengan kasih sayang yang kita tumpahkan

Kuharap kau ingat kata itu
Kudengar dan masih terrekam katakatamu
Kau akan mencukupkan satu kekasih menemani hidupmu.
Dan kupegang teguh kata katamu.

Tak kukira sungguh semua terjadi begini, seperti ini ...

Tidakkah kau bayangkan nyerinya luka dihatiku ?
Tidakkah kau bayangkan bahwa apa yang kau lakukan pantaskah untukku ?
... balasan atasan semua sayang, dan upayaku
... untuk membangun kebersamaan denganmu

Kau telah tahu, kurancang kau untuk masa depanku
Kau telah tahu, semua sikap dan benakku selalu kutujukan hanya kepadamu
Kau toreh luka yang mengikis, menggigilkan, semua rasa dan pori di tubuhku
... dan terus menerus kau siram garam dan cuka disitu

Aku bukan seorang yang lemah,
bukan juga orang yang tak berdaya
... tapi kuyakin semua,
... siapapun takkan tahan menghadapinya

Sepi, sendiri
aku menatapmu menyapa semua kekasih
Sementara,
apa untukku ?
kau kata sengaja ... untukku sepi
Sepi yang kau cipta untukku ...
Sungguh menenggelamkanku, serasa dalam kuburku
Sepi yang Sungguh sepi.

Bersapapun tak ada lagi.

Kau kata selalu sibuk untukku
Kau kata tak bisa diganggu saat kumerindukanmu

Berjuta kali kukata, kuhanya ingin kewajaran seorang kekasih
Berjuta kali kukata, tak seharusnya begini.

... tapi kutahu, kataku hanyalah angin lalu bagimu

Kasih ... hatikupun bukan terbuat dari batu
Mungkin akupun tak sebersih sangkamu
Mungkin juga aku tak seindah bayangmu
Mungkin aku tak sebaik mimpimu
Mungkin juga aku tak setulus harapmu
Mungkin juga aku tak bisa menyinta seindah kasih-kasihmu

Mungkin dan seribu mungkin,
yang kutak tahu apa yang ada dalam hatimu

Hanya satu yang ingin kukatakan kepadamu

Sungguh Pedih ... yang kurasa kini

Mungkin ini saatNya aku mengadu ...
Kepada Dia yang Maha Tahu ...
Atas semua sikapku,
Atas semua sikapmu ...

Karena kepadaNya kita kembalikan semua urusan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar